Kian Lama, Kian Sebentar
Aku di sini, kau entah di mana. Aku
menulis sendiri, kau entah dengan siapa. Bukan karena aku tak ingin bertanya.
Tapi semata-mata karena tak ingin waktumu tersita. Kalo boleh jujur, sungguh,
aku ingin selalu mendengar kabarmu. Ceritamu. Apapun tentangmu. Kemanapun.
Asalkan denganmu.
Yang terjadi saat ini, justru
sebaliknya. Kau dengan duniamu, aku dengan kesibukanmu. Nyatanya, tak ada orang
yang benar-benar sibuk. Kau tahu kan apa maksudnya? Aku selalu bilang itu di
penghujung pesanku ketika kau ingin pergi atau melakukan sesuatu. Mungkin kau
lupa, atau mungkin aku yang tak selalu bilang.
Sungguh, aku tak tahu bagaimana ini
akan berakhir. Yang aku tahu, saat ini, aku hanya perlu berjuang. Meluruskan
niat, dan tetap menjaga. Jika cinta hanya diartikan dengan saling bertukar
kabar setiap hari, maka sesungguhnya aku telah merendahkan makna yang
sebenarnya. Cinta yang diungkapkan dengan pembuktian, akan selalu lebih kuat
dari kata-kata rayuan belaka.
Meski memang, saat ini, aku harus
menelan kenyataan. Tentang interaksi kita yang kian lama, kian sebentar.
Jakarta, 13 Juli 2019
Pic source : Pinterest
Komentar
Posting Komentar