Atas Nama Ketidakpastian, Aku Menyerah.
Ya. Lelaki sepertiku memang tak punya nyali. Mengucapkan salam perkenalan denganmu saja, mulut seakan bersaudara dengan es. Seketika kelu dan membeku, tak mampu mengucap. Apa mungkin karena dirimu... bidadari tak bersayap? Disaat teman-temanku mencoba menarik perhatianmu dengan segala cara yang mereka tahu, aku disini malah membisu. Bodohnya, aku malah keluar dari ruangan tempat kita dipersatukan. Berdalih mencuci muka agar tidak mengantuk, padahal sejatinya hanya ingin menyembunyikan hati yang remuk. Walaupun waktu mengambil peran penting yang berkatnya kamu dan aku akhirnya sudah mulai bercengkrama, kepecundangan bangkit seraya menampar keras dan seolah berteriak : Kamu takkan pernah pantas bersamanya. Ketik...